Putih disini bukan berarti warna
putih yang ada pada bagian warna-warna netral, tetapi “Putih” disini merupakan
sebuah lagu dari band indie asal
Jakarta yang bernama Efek Rumah Kaca (ERK). Saya yakin banyak dari kalian
pernah mendangar nama grup band indie ini dikarenakan popularitas mereka yang
lumayan tinggi di dunia permusikan apabila dibandingkan dengan band-band indie
lainnya. pertama kali saya mendengar nama ERK saya tidak tertarik untuk
mendengarkan lagu-lagunya, tetapi pada suatu saat saya iseng mampir ke akun
resmi soundcloud mereka dan
mendengarkan salah satu lagunya yang berjudul “Putih”.
Putih ini sendiri merupakan
single ERK pada album ketiganya yaitu “Sinestesia” yang berdurasi 9 menit 48 detik. Lagu putih ini merupakan
gabungan dari lagu-lagu sebelumnya seperti lagu yang berjudul “Tiada” dan “Ada”.
Kedua lagu tersebut pun merupakan lagu-lagu yang berdasarkan dari kisah hidup
para personil ERK (source: efekrumahkaca.net) yang akhirnya menginspirasi
mereka dalam menulis lagu ini. Menurut info dari salah satu teman saya, album
sinestesia merupakan album yang isinya merupakan lagu-lagu yang dulunya sudah
pernah dibuat dan digabung-gabungkan untuk menjadi satu lagu yang panjang. Dan
menurut saya, yang paling keren dan menyentuh
dari semua lagu di album Sinestesia adalah Putih. Sebelum kamu membaca
lebih lanjut artikel ini, ada baiknya kamu mendengarkan lagu ERK yang berjudul
Putih pada akun Soundcloud resminya
ERK, yaitu: https://soundcloud.com/efek_rumah_kaca.
Pada awalnya ketika mendengar
lirik pertama pada lagu ini saya enggan untuk mendengarkan lebih lanjut, jujur
saja pada pertama kali mendengarkan lagu ini saya takut dan merinding.
Bagaimana tidak, saya mendengarkan lagu ini pada dini hari ketika semua orang sedang
tertidur dan lirik pertama yang saya dengar adalah “saat kematian datang, aku
berbaring dalam mobil ambulan”. Seketika saya langsung mencabut headset dan
melempar headset jauh-jauh dari telinga saya. Akan tetapi keingintahuan ternyata
mengalahkan segalanya. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mendengarkannya
lebih lanjut. Setelah saya selesai mendengarkan lagu ini respon kedua
jelas-jelas berbeda dengan respon pertama saya yang kaget dan melempar headset
(okay respon pertama saya cukup lebay, tetapi serius saya melakukan hal
itu-_-). Respon kedua saya malah kurang responsif karena saya hanya diam tidak
bergeming memikirkan dan meresapi liriknya, dan setelah itu saya menyadari
kalau lagu ini sangatlah bagus.
Untuk kamu yang baru pertama kali
mendengarkan lagu ini pasti kamu dapat merasakan dua emosi yang berbeda dan
tentunya kamu dapat merasakan pada detik-detik keberapa lagu itu dapat mengubah
emosimu yang tadinya kamu dapat merasakan rasa sedih, tangis, dan takut pada
lagu ini, lalu tiba-tiba rasa tersebut berubah menjadi rasa yang penuh harapan,
kebahagian, dan juga tawa. “Tiada” menceritakan tentang seseorang yang telah
meninggal namun sesungguhnya ia tidak benar-benar meninggalkan keluarganya. Ia
masih di sisi keluarganya dan memperhatikan aktivitas di dalam keluarga
tersebut, mulai dari pembicaraan tentang penguburan hingga persiapan tahlilan untuknya. “Ada” menceritakan
tentang seorang bayi yang baru lahir dan diikuti pula dengan berbagai macam
harapan-harapan baik orang-orang disekitar bayi tersebut kepadanya. Bagi saya perpindahan dari lagu “Tiada” dan
“Ada” ini sukses membuat saya tersentuh.
Dari lagu “Putih” saya dapat
mengambil kesimpulan bahwa kehidupan hanyalah sebuah siklus. Dimana seseorang
akan lahir, menjadi dewasa dan berakhir pada kematian dan hal tersebut akan
terulang kembali oleh orang lain. Kita yang hidup adalah sebuah makhluk yang
belum lengkap. Sebelum kita menjadi makhluk yang lengkap, ada baiknya kita
melakukan hal-hal baik yang dapat kita kenang bersama, sehingga apabila kita
sudah lengkap maka kelengkapan tersebut tidak akan membuat kita terlupakan.
EmoticonEmoticon