Anyway, back to the topic, kalo misalnya nih, kita ditanya sama orang lain, pernah nggak sih
kita jadi seseorang yang antagonis dalam kehidupan kita sejauh ini? Mungkin most of us akan jawab "nggak, gue
nggak pernah nyakitin orang lain tuh" atau ada juga yang jawab
"namanya juga hidup, salah-salah dikit sama orang lain nggak serta merta
buat kita jadi tokoh antagonis".
Well, if you want to know
the fact, mau segimana pun kamu mengelak,
kenyataannya dalam hidupmu, kamu pasti pernah menjadi seorang tokoh antagonis.
Nggak hanya kamu, saya pun pernah (dan sejujurnya sering) menjadi tokoh
antagonis. Yes, kita pernah menjadi
tokoh antagonis dalam kehidupan kita masing-masing.
"Meh? How come? Saya
nggak pernah kok nyakitin orang lain. Saya juga nggak pernah menentang orang
lain. Saya bener-bener jaga perasaan orang lain". Well, guys, arti dari antagonis itu sendiri adalah orang yang suka
menentang dan melawan, tapi menurut, saya artian antagonis nggak terbatas pada
menentang dan melawan orang lain. Kamu pun pasti pernah menentang dan melawan diri
kamu sendiri. Yes, we are not talking
about relationship between you and others, but you and yourself. Kamu bisa
jadi pemeran antagonis terhadap diri kamu sendiri dan dalam kehidupanmu
sendiri.
Masih belum ngerti? Atau masih merasa bahwa diri ini sudah sangat
menjadi orang yang 100% protagonis buat diri sendiri dan orang lain? Well, yuk coba kita cek poin-poin di
bawah dengan perjanjian, kalo ada satu dari poin-poin di bawah pernah kamu
lakukan, berarti kamu pernah menjadi tokoh antagonis, ya. Ready?!
1. "Da aku mah apa
atuh"
Gengs, please jangan dilanjutin jadi "da aku mah apa atuh, cuma selingkuhan kamu" ya gengs, karena kalo dilanjutin malah jadi dangdutan kita :( hahaha. Oke, pasti banyak dari kita yang pernah ngomong jargon yang satu ini. Entah buat becandaan atau berusaha untuk down to earth, ini bahasa selalu aja keluar.
Well, padahal nih ya, menurut saya, jargon ini jahat banget. Secara
nggak langsung, jargon ini menentang kamu kalo kamu tuh bisa jadi orang yang
luar biasa keren, yang bahkan nggak kepikiran sama kamu sendiri. Emang sih,
awalnya cuma becandaan aja ucapin jargon yang satu ini, tapi hey?! Pernah
denger nggak kalo Adolf Hitler bilang "ucapkan kebohongan, terus ulangi
sampai kebohongan itu jadi suatu hal
yang dipercaya”. Nah, awalnya sih becanda aja ngomong jargon yang satu ini, eh
akhirnya malah dipercaya dan bikin kamu nggak pede sendiri, hadeuh.
2. Menolak pujian
Mungkin banyak dari kita yang merasa risih ketika diberi pujian oleh
orang lain. Pujian yang diberikan misalnya kayak kamu jago menggambar, lalu
banyak orang yang memuji kalau kamu jago gambar, terus instead of kamu merasa senang dipuji, eh kamu malah bilang
"masih ada kok yang lebih jago dari saya", atau malah jangan-jangan
kamu menjawab "ih gambar aku mah nggak bagus, da aku mah apa atuh".
Hadeuh, lagi-lagi, ya gengs.
Well, harus banget kamu tau nih, ketika kamu menolak pujian, kamu bukan
menjadi seseorang yang down to earth
dan nggak sombong. Malahan, kalau kamu menolak pujian, kamu bisa menjadi
seseorang yang rendah diri dan nggak pede. Ini bukan menurut saya loh,
mentemen. Omongan yang barusan saya tulis tuh pendapat dari dosen pembimbing
saya yang pastinya pengalamannya lebih banyak dari saya.
3. People pleaser
Pernah nggak, sih kamu kayak yang nge-iyain dan ngelakuin apapun yang diminta orang lain biar
mereka seneng? Nah, ini dia yang disebut people pleaser. Menurutmu jadi people pleaser bagus, nggak? Kalo menurut
saya sih nggak banget. Lah?! Bukannya bikin orang lain seneng itu bagus ya?
Well, kalo kamu melakukan sesuatu yang bikin orang lain seneng sesekali
atau dua kali sih nggak masalah. Yang jadi masalah ada ketika kamu mengiyakan
apapun yang orang lain minta dan kamu nggak mikirin kebahagiaan kamu sendiri
atau keinginan kamu sendiri. Nah, kalo kayak gitu, siapa yang bakalan ngerasa
gondok, kesel, bete dan capek? Iya, kamu sendiri. Apa nggak antagonis tuh sama
diri sendiri?
4. Nggak tahu batasan diri
Nah, ini bisa jadi nyambung sama poin sebelumnya nih. Karena kamu
pengen banget bikin orang lain seneng, akhirnya kamu ngelakuin semua hal demi orang lain seneng, padahal
kamu sering banget ngerasa capek, kesulitan dan sebagainya. Kalau kamu sudah
merasa capek, lelah atau bahkan kesulitan, itu merupakan batasan diri kamu loh.
Kalo kamu capek, kamu perlu istirahat, kalau kamu merasa kesulitan,
minta tolong ke orang lain bukan suatu hal yang salah, kok. Saya sering banget
ketemu orang-orang yang seperti ini, pada akhirnya mereka juga yang gain whatever they did kayak nge-drop, banyak pikiran, bahkan ngerasa
nggak nyaman sendiri.
5. Selalu membandingkan
diri
Salah satu hal jelek yang sering banget dilakuin sama kita semua
adalah membandingkan diri. Yap, di sekolah kita sering banget banding-bandingan
nilai, di kampus juga sering banget banding-bandingan IPK atau kesibukan.
Setelah selesai bersekolah, sibuk deh banding-bandingan gaya hidup, gaji,
pekerjaan, rumah tangga dan sebagainya. Duh, nggak capek apa ya ngebandingin
diri mulu?
Well, yang namanya membandingkan diri tuh pastinya nggak akan
selesai-selesai. Setelah membandingkan diri dengan si A, eh tau-tau muncul
kabar dari si B. Bukannya hidup dibawa seneng dan dibawa santai, kamu malah
sibuk membandingkan diri. Ombak aja nih, kalau udah berdebur nggak nyampe
pantai bareng-bareng, means kalau
kamu membandingkan diri ke si A yang udah begini dan begitu, yaa... emang udah
fasenya begitu. Terus kamu? Ya punya fasemu sendiri. Jadi, jalanin hidup dengan
versi kamu lah.
***
Nah, hayok siapa yang masih ngelakuin salah satu dari kelima poin di
atas?! Nah, iya, tandanya kamu masih jadi orang yang antagonis buat diri kamu
sendiri! Mudahnya mah ya, masih jahat lah sama diri sendiri.
Hal-hal kayak membandingkan diri sendiri, nggak tau batasan diri,
people pleaser, menolak pujian bahkan merendahkan diri sendiri, kalo dilakuin
terus menerus, yaa... pastinya bakalan bawa dampak buruk di diri kamu. Itu pun
sama aja kayak kamu menentang kemampuanmu sendiri, menentang bahwa diri kamu
udah cukup baik atau bahkan lebih baik, menentang keinginanmu sendiri de el el.
Masih nanya dampak buruknya apa? Nih saya kasih tau ya, dampak
buruknya tuh kayak nggak pedean, overthinking
sama kekurangan diri, merasa selalu kurang, nggak bersyukur, selalu ngeluh,
fisik gampang nge-drop, mental juga
sama nge-drop-nya, dimanfaatin orang,
bete mulu, kesel mulu, selalu berkecil hati dan pokoknya masih banyak lagi deh!
Daritadi panjang lebar bukan mau ceramahin loh ya, apalagi mau ngatain kamu antagonis atau jahat. Saya daritadi ngetik
panjang lebar lagi buat reminder buat
diri sendiri. Lah terus kenapa di share
di blog?! Ya supaya reminder-nya berguna buat orang lain juga dong! Hahaha. Kan pikiran-pikiran
bagus harus di share biar bisa jadi
karya, lol. Akhirun kata... yuk gengs mari sama-sama kita introspeksi diri,
sudah sebaik apa sih sama diri sendiri?
EmoticonEmoticon