"Yang Patah Tumbuh, yang Hilang
Berganti". saya yakin sebagian dari kalian pasti udah ada yang mendengar
kalimat ini dan pastinya pula ada yang belum pernah mendengar atau membaca
kalimat ini. Bagi kalian yang belum pernah mendengar atau membaca kalimat ini,
saya yakin sekali pasti banyak hipotesa-hipotesa atau bahkan
pertanyaan-pertanyaan yang mendadak bermunculan di kepala kalian, begitupun
dengan saya ketika membaca kalimat ini pertama kali pada akun twitter seorang
temen saya. pada saat itu muncul berbagai macam pertanyaan-pertanyaan di kepala
saya. "apakah ini sebuah kalimat-kalimat mutiara?", "apakah ini
sebuah tebak-tebakan?", "ini kayaknya kalimatnya filosofis banget
deh". Setelah saya berkepo-kepo ria menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang
saya buat dan ditujukan kepada diri saya sendiri yang jelas-jelas gak tahu
apa jawabannya, akhirnya saya mencoba untuk googling maksud dari kalimat
tersebut.
Dan..... hasil google menjelaskan
kalau kalimat tersebut merupakan sebuah judul lagu dari band Indie yang bernama
Banda Neira. Bagi kalian yang belum tahu tentang Banda Neira, Banda Neira itu
adalah sebuah band yang terdiri dari dua orang yaitu Ananda Badudu (Nanda) dan
Rara Sekar (Rara). Mereka berdua sama-sama vokalis di band ini dengan tambahan
Nanda memainkan gitar dan Rara memainkan xylophone. menurut saya lagu-lagu yang
dibawakan Banda Neira cukup menarik. Sederhana namun berisi dan memiliki arti
yang penuh makna. Karena judul entri perdana saya adalah "yang Patah
Tumbuh, Yang Hilang Berganti dan Teori Sosiologi: Lingkaran Sejarah" maka
saya hanya akan membicarakan satu lagu ini saja.
Bagi kalian yang belum pernah
mendengarkan lagu ini, saya rekomendasikan untuk mendengarkannya terlebih
dahulu sebelum membaca entri saya lebih lanjut. kalian bisa mendengarkannya
lewat akun resmi soundcloud-nya Banda Neira: https://soundcloud.com/bandaneira/yang-patah-tumbuh-yang-hilang-berganti
di dalam lagu tersebut ada penggalan
lirik yang menurut saya menarik untuk dibahas lebih lanjut, lirik tersebut
adalah: “yang
patah tumbuh, yang hilang berganti, yang hancur lebur akan terobati, yang
sia-sia akan jadi makna, yang terus berulang suatu saat henti, yang pernah
jatuh kan berdiri lagi, yang patah tumbuh yang hilang berganti”. Dari lirik ini
yang terlintas di kepala adalah satu “bahwa kehidupan ini akan terus berjalan,
bergulir terus sehingga suatu saat akan henti namun tentunya hal seperti ini
akan dilakukan kembali oleh orang lain atau bahkan dengan saudara kita,
anak-anak kita dan sebagainya”. Dari satu fikiran yang melintas di kepala saya
ini dapat mengingatkan saya pada sebuah teori sosiologi yang bernama teori
lingkaran sejarah. Teori lingkaran sejarah itu apasih? Jadi, teori lingkaran
sejarah adalah teori yang melihat sejarah itu adalah proses yang berulang,
bukan menurut garis lurus. Jadi perubahan sosial dan juga historis tidak
bergerak menurut garis lurus tetapi melingkar. Menurut beberapa ahli seperti
Ibnu Khaldun menganggap bahwa tidak ada yang baru di dunia ini. Begitu pula
menurut Aristoteles yang beranggapan bahwa sesuatu yang telah ada adalah
sesuatu yang akan ada; sesuatu yang telah dilakukan adalah sesuatu yang akan
dilakukan dan tidak ada sesuatu yang baru di dunia.
5 komentar
"Tuah sakti hamba negeri, esa hilang dua terbilang, patah tumbuh hilang berganti, tak Melayu hilang di bumi." ini sumpah Hang Tuah. akan lebih lengkap kalau carita-astameva.blogspot.co.id menceritakan asal usuk kata-kata yang indah tersebut. terimakasih
Good
Halo... Terima kasih atas sarannya. Sebenernya saya posting entry ini berawal dr kesukaan saya akan lagunya banda neira. Mungkin soon bisa saya bahas tentang asal usul kalimat indah ini. Sekali lagi terimakasih sudah memberikan saran! :)
Thank you! :)
Mantap kawan
EmoticonEmoticon