Sabtu, 14 April 2018

Belajar dari Model Seksi


Sudah lebih dari satu tahun saya tidak menulis artikel apapun sehingga pada akhirnya blog ini terlantarkan selama lebih dari satu tahun pula (maafkan perbuatan yang tidak bertanggungjawab ini! hehe :’)). Tapi penelantaran blog ini bukan berarti tanpa sebab, beberapa bulan ini (yak, 12 bulan lebih) saya sedang sibuk-sibuknya dengan berbagai tugas kampus seperti tugas-tugas harian, KKN, laporan KKN-nya dan pada saat ini saya sedang dalam proses pembuatan skripsi. Ngomongin tentang skripsi, menurut beberapa dosen terutama dosen laki-laki, tema skripsi yang saya buat pada saat ini tergolongkan tema yang “ngeri-ngeri sedap” unit analisisnya. Lah emang kenapa gitu? Yak, saya memilih Model Seksi untuk menjadi unit analisis dalam skripsi saya.

Ha? Model seksi? kenapa harus model seksi?”, Well, banyak orang yang menanyakan pertanyaan seperti itu ketika saya menjelaskan secara sepintas tentang tema skripsi yang sedang digarap saat ini. Jujur saja, dulu saya tertarik untuk memilih model seksi sebagai unit analisis karena saya penasaran kenapa sih, kok mereka mau foto dengan menggunakan pakaian serba minim dan bahkan telanjang? Apa gak malu? Dan ketika saya tanyakan kepada beberapa teman sesama jurusan, jawaban mereka pun tak terlepas dari tanggapan-tanggapan negatif seperti “mungkin mereka gak punya skills lain, Beb”, “mungkin mereka mau cari duit yang cepet, Beb” dan sebagainya.

Ketika saya tanyakan kepada teman-teman saya yang tidak sejurusan tentang pendapat mereka terhadap model seksi, mereka pun memberikan tanggapan yang cukup negatif seperti tidah tahu malu, nyari duit cepet, wanita yang dekat dengan “aktivitas malam” dan berderet tanggapan-tanggapan negatif lainnya. Saat saya coba untuk memasukkan kata kunci “model seksi” di mesin pencari pun hasil yang ditemukan adalah seputar berita miring tentang mereka seperti penggunaan narkoba, prostitusi, wanita simpanan dan sebagainya. Selain itu, saya mencoba mencari tahu tema penelitian apa saja yang berhubungan dengan model seksi dan hasil yang keluar pun tidak jauh dari anggapan bahwa model seksi menggunakan tubuhnya sebagai objek dan komoditas atau yang biasa disebut objektivikasi dan komodifikasi tubuh. Karena tanggapan-tanggapan masyarakat dan hasil penemuan dari internet itu lah yang akhirnya men-trigger saya untuk mengenal dan mengetahui mereka lebih jauh.

Jujur lagi, pertama kali bertemu dengan model seksi, yang ada di kepala saya kebanyakan berupa stigma yang terbangun di masyarakat, insecurities dan 1001 pikiran negatif-negatif lainnya, well, menurut saya hal tersebut sangatlah wajar karena saya akan bertemu dengan seseorang yang jelas-jelas berbeda latar belakang, identitas, pola pikir dan bahkan nilai yang dianut. Akan tetapi ketika saya berjumpa dengan mereka hal yang saya takutkan luruh seluruh-luruhnya tanpa meninggalkan jejak. Yak! Mereka baik, enak diajak ngobrol berjam-jam, easy going dan apa yang saya takutkan justru malah tidak muncul. Bahkan menurut saya, setelah berbincang-bincang kesana-kemari dengan mereka, saya malah beranggapan bahwa apa yang dipikirkan oleh orang-orang selama ini hanya merupakan pemikiran secara general karena mereka menilai para model seksi berdasarkan nilai yang dianut dan tidak pernah berbincang langsung. Dan tahu kah kamu? Sesungguhnya ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari mereka loh tentang kehidupan ini, seperti:

          1.      Good Attitude

Ketika saya berbincang-bincang dengan mereka, ada satu pertanyaan yang selalu saya tanyakan kepada mereka, pertanyaan tersebut adalah “hal apa yang selalu kalian utamakan?” dan mereka menjawab kalau mereka mengutamakan good attitude dengan siapapun tanpa pandang bulu. Mereka akan menjaga attitude mereka dengan rekan kerja seperti on time ketika punya janji untuk bertemu dan bahkan mereka pun tetap menjaga attitude-nya walaupun kepada orang yang tidak mereka kenal di media sosial. Sering sekali mereka mendapatkan komentar seperti body shaming hingga pelecehan seksual dari orang yang tidak mereka kenal. Jika saya adalah mereka mungkin saya pribadi akan balas komentarnya dengan komentar yang tidak kalah pedas, akan tetapi mereka mengaku lebih memilih untuk  mendiaminya atau membalas dengan kata-kata yang sopan. “kita sopan anda segan” begitu lah prinsip yang mereka anut selama ini.

Balik lagi ke diri kita masing-masing. Well, good attitude gak selamanya selalu berhubungan dengan orang-orang besar atau pekerjaan hebat. Good attitude pun harus kita jaga walau hanya dalam hubungan personal dan yang paling sederhana. Misalnya seperti ketika meminta bantuan seseorang cobalah gunakan kata “tolong” dan bicarakan dengan sopan. Ucapkan juga “terima kasih” ketika ada seseorang yang telah melakukan sesuatu untuk kita, mengapa? Karena hal sesimpel itu pun merupakan suatu apresiasi atas tenaga bantuan dari orang lain. Lalu ucapkan “maaf” apabila memang menyakiti perasaan orang lain atau berbuat kesalahan, bukannya malah “ih masa gitu aja baper”. Sesungguhnya, apabila kita mengusahakan untuk membiasakan diri dengan good attitude dari hal terkecil pun, someday kita akan terbiasa dengan good attitude dalam urusan yang besar. Mari kita coba bersama untuk mengadopsi prinsip para model seksi ini di dalam kehidupan tersimpel dan terpersonal kita. Sesungguhnya, good attitude is a matter thing than everything. A good attitude won’t hurt you or make you looks bad but it will make you looks greater.

         2.      Profesional

Yes! They are so professional. Kenapa? Karena sebagian besar model seksi yang saya tanyakan “mengapa mau foto seksi bahkan telanjang” mereka selalu menjawab “ya karna saya passion dalam hal modelling dan saya mau totalitas dalam hal tersebut”. Well, don’t look at it with all your values, just see it in a positive way. Ya, mungkin bagi beberapa orang ada yang menjawab “ih totalitas sih totalitas tapi gak gitu juga kali” ya coba kita sisihkan dulu nilai-nilai yang kita pegang teguh dan coba ambil positifnya.

Coba kita tarik hal tersebut ke kehidupan kita (terutama saya) sebagai pelajar. Sebagai pelajar pun kita harus profesional loh dalam mengerjakan apapun terutama tugas-tugas kita. Some of people rather to choose cheating, plagiarism and so on when they are doing their assignments. Ya seharusnya kita pun sebagai pelajar harus mencoba “bekerja” profesional. Walaupun tugas-tugasnya sulit, menumpuk dan sebagainya kenapa gak kita mencoba untuk mengerjakannya sesuai dengan kriteria yang diberi dosen dan sesuai dengan kemampuan kita tanpa menyontek? Urusan nilai, ya kita serahkan ke dosen yang terpenting adalah totalitas dulu dalam mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuan kita. Dosen pun pasti mengerti jerih payah dan kemampuan kita.

         3.      Gak Baperan

Coba bayangin, banyak orang yang gak dikenal komentar apa saja di akun media sosial para model seksi, mulai dari pujian, nanyain tips hingga ke hal-hal yang menurut saya ekstrim seperti body shaming, cyberbullying dan bahkan pelecehan seksual. Kalau saya jadi mereka mungkin saya sudah tutup akun, nangis dan tidak akan pernah muncul kepermukaan lagi. Tapi berbeda dengan mereka. Ketika ditanyai apa yang mereka rasakan, well, mereka menjawab sebagai manusia memang sakit melihat ketika ada seseorang yang mengomentarinya dengan hal-hal negatif akan tetapi mereka menganggap bahwa hal tersebut merupakan evaluasi bagi diri mereka dan mereka terima sebagai pembelajaran dan sebagai resiko yang harus mereka hadapi.

Mungkin, banyak dari kita yang masih suka baperan (begitupun dengan saya), misalnya ketika dikritik dosen tentang tugas tiba-tiba mood langsung down dan malas mengerjakan tugasnya. Atau misalnya ketika kita diberikan tugas di kantor dan kita sudah mengerjakannya sungguh-sungguh tiba-tiba minta diulang lagi sama atasan karena ada suatu kesalahan dan akhirnya baper sehingga mengerjakan tugas tersebut dengan bersungut-sungut. Well, sesungguhnya baper itu sangatlah wajar, ya namanya manusia pasti pernah merasakannya, kan? Tapi jangan jadikan rasa baper itu sebagai penghalang bagi kesuksesan kita. Sesungguhnya, hal-hal yang membuat kita baper malah merupakan hal-hal yang bisa kita pelajari dan sebagai tempaan untuk diri kita supaya lebih kuat lagi di masa yang akan datang.

         4.      Berani jadi Diri Sendiri

Mereka yang menjadi model seksi selalu menjawab bahwa hal tersebut adalah passion mereka dan mereka pun menggolongkan diri mereka sebagai model seksi sehingga apapun kegiatan yang berhubungan dengan modelling yang bertemakan seksi pasti akan mereka tunjukkan. Yes! They show up their identity! Mereka berani menunjukkan identitasnya sebagai model seksi. Mari kita coba tarik ini ke kehidupan kita yang sangat sederhana. Mereka saja yang mungkin banyak sekali menerima perundungan dan sebagainya masih berani kok menunjukkan identitasnya sebagai model seksi, lantas kenapa kita harus menjadi pribadi yang bukan kita banget agar match dengan keadaan sosial yang ada? Selama dirimu tidak mengganggu orang lain, why don’t you be yourself? The best thing that you can do is being yourself.  

         5.      Proud of yourself

Yap, ketika seseorang memamerkan identitasnya dimuka umum tandanya orang tersebut pastinya bangga akan identitasnya dan juga dirinya. Model seksi menunjukkan foto-fotonya dengan menggunakan pakaian serba minim dan juga kadang tak menggunakan pakaian apapun, hal tersebut merupakan tanda bahwa mereka bangga dan percaya akan dirinya dan tentu dengan skills modelling yang mereka miliki (sungguh, ketika ada orang yang bilang model seksi gak punya skills, you better read a book or watch some movies or anything about modelling. Pegel bre harus bergaya untuk menunjukkan curve tubuh dan susah juga untuk punya mood yang pas dengan konsep seksi. Saya gak pernah nyoba sih, tapi ya saya stiff anaknya, foto di studio aja udahannya keringetan dan lelah naudzubillah rasanya dan I know it will be super difficult to do so!).

Tarik lagi ke kehidupan kita, terkadang kita hanya menganggap kalau diri kita selalu kalah apabila dibandingkan dengan orang lain. Anggaplah pasti kita pernah punya perasaan “wah dia hebat ya, apalah gue? Cuma res-resan rengginang”. Well, trust me, res-resan rengginang itu enak. Coba deh kamu makan rengginang, pasti banyak dari kamu yang mengadahkan tangannya dekat mulut agar res-resan rengginang gak jatuh kemana-mana sehingga nanti bisa dimakan lagi, ya kan? Setiap orang pastinya punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sayangnya saja kebanyakan orang terlalu fokus kepada kekurangan diri sendiri sehingga lupa dengan kelebihannya. Lack of self-confident will be a big obstacle for you to reach your goals, just be proud of yourself.

Saya pun membuat artikel ini bukan berarti saya adalah orang yang sempurna atas kelima hal diatas. Jujur, saya pun masih harus banyak belajar untuk semua hal dan tentu tulisan ini menjadi suatu cara untuk “noted to myself”. At the end, gak semua orang hitam dan gak semua orang putih. Manusia adalah makhluk yang abu-abu karena terdiri dari perpaduan dua warna yaitu hitam dan putih. Gak semua yang kita anggap salah adalah salah dan gak semua yang kita anggap benar adalah benar dalam urusan duniawi ini. Cobalah kita kesampingkan segala stigma dan nilai terlebih dahulu agar dapat melihat sisi positif dari suatu hal. Keep spreading positive vibes and have a good day!

Read More