Selasa, 13 September 2016

Putih


Putih disini bukan berarti warna putih yang ada pada bagian warna-warna netral, tetapi “Putih” disini merupakan sebuah lagu dari band indie asal Jakarta yang bernama Efek Rumah Kaca (ERK). Saya yakin banyak dari kalian pernah mendangar nama grup band indie ini dikarenakan popularitas mereka yang lumayan tinggi di dunia permusikan apabila dibandingkan dengan band-band indie lainnya. pertama kali saya mendengar nama ERK saya tidak tertarik untuk mendengarkan lagu-lagunya, tetapi pada suatu saat saya iseng mampir ke akun resmi soundcloud mereka dan mendengarkan salah satu lagunya yang berjudul “Putih”.

Putih ini sendiri merupakan single ERK pada album ketiganya yaitu “Sinestesia” yang berdurasi  9 menit 48 detik. Lagu putih ini merupakan gabungan dari lagu-lagu sebelumnya seperti lagu yang berjudul “Tiada” dan “Ada”. Kedua lagu tersebut pun merupakan lagu-lagu yang berdasarkan dari kisah hidup para personil ERK (source: efekrumahkaca.net) yang akhirnya menginspirasi mereka dalam menulis lagu ini. Menurut info dari salah satu teman saya, album sinestesia merupakan album yang isinya merupakan lagu-lagu yang dulunya sudah pernah dibuat dan digabung-gabungkan untuk menjadi satu lagu yang panjang. Dan menurut saya, yang paling keren dan menyentuh  dari semua lagu di album Sinestesia adalah Putih. Sebelum kamu membaca lebih lanjut artikel ini, ada baiknya kamu mendengarkan lagu ERK yang berjudul Putih pada akun Soundcloud resminya ERK, yaitu: https://soundcloud.com/efek_rumah_kaca.

Pada awalnya ketika mendengar lirik pertama pada lagu ini saya enggan untuk mendengarkan lebih lanjut, jujur saja pada pertama kali mendengarkan lagu ini saya takut dan merinding. Bagaimana tidak, saya mendengarkan lagu ini pada dini hari ketika semua orang sedang tertidur dan lirik pertama yang saya dengar adalah “saat kematian datang, aku berbaring dalam mobil ambulan”. Seketika saya langsung mencabut headset dan melempar headset jauh-jauh dari telinga saya. Akan tetapi keingintahuan ternyata mengalahkan segalanya. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mendengarkannya lebih lanjut. Setelah saya selesai mendengarkan lagu ini respon kedua jelas-jelas berbeda dengan respon pertama saya yang kaget dan melempar headset (okay respon pertama saya cukup lebay, tetapi serius saya melakukan hal itu-_-). Respon kedua saya malah kurang responsif karena saya hanya diam tidak bergeming memikirkan dan meresapi liriknya, dan setelah itu saya menyadari kalau lagu ini sangatlah bagus.

Untuk kamu yang baru pertama kali mendengarkan lagu ini pasti kamu dapat merasakan dua emosi yang berbeda dan tentunya kamu dapat merasakan pada detik-detik keberapa lagu itu dapat mengubah emosimu yang tadinya kamu dapat merasakan rasa sedih, tangis, dan takut pada lagu ini, lalu tiba-tiba rasa tersebut berubah menjadi rasa yang penuh harapan, kebahagian, dan juga tawa. “Tiada” menceritakan tentang seseorang yang telah meninggal namun sesungguhnya ia tidak benar-benar meninggalkan keluarganya. Ia masih di sisi keluarganya dan memperhatikan aktivitas di dalam keluarga tersebut, mulai dari pembicaraan tentang penguburan hingga persiapan tahlilan untuknya. “Ada” menceritakan tentang seorang bayi yang baru lahir dan diikuti pula dengan berbagai macam harapan-harapan baik orang-orang disekitar bayi tersebut kepadanya.  Bagi saya perpindahan dari lagu “Tiada” dan “Ada” ini sukses membuat saya tersentuh.


Dari lagu “Putih” saya dapat mengambil kesimpulan bahwa kehidupan hanyalah sebuah siklus. Dimana seseorang akan lahir, menjadi dewasa dan berakhir pada kematian dan hal tersebut akan terulang kembali oleh orang lain. Kita yang hidup adalah sebuah makhluk yang belum lengkap. Sebelum kita menjadi makhluk yang lengkap, ada baiknya kita melakukan hal-hal baik yang dapat kita kenang bersama, sehingga apabila kita sudah lengkap maka kelengkapan tersebut tidak akan membuat kita terlupakan.
Read More

Jumat, 09 September 2016

Penyakit sang Penulis



Pertama kali kamu baca judul artikel ini, jangan berfikir yang tidak-tidak ya haha. Maksud saya dalam artikel ini, saya mau sedikit sharing (read: curhat) kenapa saya suka telat update artikel, lalu kenapa kadang saya cuma update sehari saja padahal janjinya update seminggu dua kali, hiatus (re:cuti) kelamaan, hilang tanpa sebab dan sebagainya. Jadi, hal-hal tersebut disebabkan oleh beberapa penyakit yang diderita saya atau mungkin beberapa blogger yang aktif menulis blog. Beberapa penyakit? Iya beberapa, saya memiliki lebih dari dua penyakit yang menyebabkan hal-hal di atas. Apa saja sih penyakitnya?


1.   Malas

Well, yang satu ini merupakan penyakit dari seorang penulis termasuk saya. Jika kamu menemukan sebuah blog yang sudah tidak aktif lagi mungkin berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun maka si penulis sedang terjangkit penyakit malas yang sudah kronis. Untuk menyembuhkannya, para penulis memiliki caranya masing-masing. Cara yang dilakukan salah satu penulis belum tentu cocok untuk menyembuhkan penyakit malas kepada penulis lainnya. saya tipikal orang yang kalau malas ya tinggalin saja, tetapi bukan berarti setelah ditinggalkan saya lepas tanggung jawab ya, saya butuh beberapa hari (atau bulan) untuk tidak melakukan kegiatan tulis menulis contohnya hiatus sebulan kemarin haha (alibinya sih mudik padahal malas).

2.  Kehabisan ide

Penyakit yang ini biasanya muncul kepada penulis-penulis yang newbie seperti saya. Terkadang saya susah sekali untuk mendapatkan ide untuk menulis. Semisal saya mendapatkan suatu ide terkadang ada beberapa kendala yang akhirnya membuat saya enggan menulisnya dan mencari ide lainnya. kalau penyakit ini menyerang saya, terkadang saya butuh inspirasi yaitu menanyakan suatu tema tulisan kepada teman-teman saya atau hanya diam mendengarkan lagu sambil memperhatikan keadaan sekitar. Biasanya kedua hal ini ampuh untuk menyembuhkan penyakit saya yang satu ini. contohnya artikel “Dibalik Astameva” merupakan salah satu artikel yang saya dapatkan idenya dengan cara duduk di dalam mobil, mendengarkan lagu Life Cicla sambil melihat jalanan yang sepi di Jalan Tol Jakarta-Merak.

3.  Tidak mood

Penyakit kronis yang status kekronisannya sama dengan malas. Yap, malas dan tidak mood itu sebelas dua belas kayak kembar. Kalau kamu lagi semangat-semangatnya melakukan suatu hal tetapi tidak mood untuk menulis maka blog pun akan menjadi “mandek” atau sama saja tidak akan jalan. cara untuk menyembuhkan penyakit ini pun sama seperti dengan menyembuhkan penyakit malas yaitu dengan cara ditinggalkan saja. Menulis itu tidak hanya membutuhkan ide tapi juga mood yang baik, kalau ide banyak bermunculan di kepala namun tidak ada mood maka tulisannya pun tidak akan selesai bahkan ide-idenya pun hanya tersusun rapi di S Memo tanpa tersentuh.

4.  Tidak bisa membagi waktu

Saya tipikal orang yang bekerja melalui skala prioritas, tentunya tugas kuliah dan organisasi menempati skala prioritas pertama dan kedua. Dikarenakan tugas yang menumpuk atau organisasi yang sedang sibuk-sibuknya membuat event, maka biasanya saya mengerjakan mana yang menjadi prioritas saya terlebih dahulu. Kalau masih ada waktu, tidak kelelahan atau sedang ada mood dan rajin menulis maka saya akan menulis artikel untuk Carita Astameva. Tetapi sih lebih sering kalau udah sibuk saya akan memilih untuk hiatus selama seminggu atau dua minggu. Okay hiatus kebanyakan hahaha. Tiba-tiba Misbah pun meminta saya untuk membuat 4 artikel selama seminggu, oh really? 2 kali seminggu saja cobaannya banyak sekali. Sekarang ini saya naik jabatan di salah satu organisasi saya yang di mana akan menambah kerjaan pula, sehingga blog ini terabaikan untuk satu  bulan.

5.  Liburan banyak agenda

Sebenarnya saya menulis artikel ini pada masa saya hiatus di bulan Juli haha tepatnya 20 Juli jam 10:50 (who cares with the detail? haha), dikarenakan ada mood dan sedang rajin menulis maka saya memilih untuk menyicil artikel yang akan terbit di bulan Agustus ini (tadinya mau post artikel ini di bulan Agustus, apa daya malas dan tugas lain menguasai saya). selain malas dan tidak ada mood, liburan yang agendanya banyak pun membuat saya enggan menulis. Misalnya liburan diajak keluar kota atau keluar negeri (widih aamiin) yap hal tersebut membuat saya lupa kalau saya punya tanggungjawab yang besar di Carita Astameva.

6.   Punya hobi baru

Ini dia penyakit yang sedang melanda saya akhir-akhir ini. saya tiba-tiba punya hobi baru dan saya tertarik untuk mendalaminya lagi. Hobi apakah itu? Hobi make up! Yap apalah daya, saya seorang perempuan tulen yang gemar melihat tutorial make up di youtube tetapi memakai eyeliner pun membutuhkan 15 menit lebih untuk hasil yang maksimal. Karena hobi saya yang baru ini saya lebih sering stalk instagram atau channel youtube orang-orang yang jago dalam bidang per-make up-an.

Okay, menurut saya keenam poin di atas merupakan penyakit yang statusnya kronis, kronis sekali sampai ke yang kronis super bagi para penulis blog (kayaknya sih lebih condong ke saya saja). Tetapi kalau kita lihat keenam poin di atas jangan sampai kamu menganggap bahwa membuat blog itu tidak sama sekali menyenangkan atau malah merasa menyulitkan kamu, sekali lagi tidak sama sekali. Tentu saja, dengan aktif dan rajin menulis artikel di blog akan melatih kamu dalam berbagai macam hal. Misalnya terlatih untuk menulis dan menyampaikan fikiran dalam bentuk tulisan, melatih diri untuk disiplin dan konsisten pada tanggungjawab yang kamu punya dan sebagainya.

Titik kepuasaan dalam menulis blog (tentunya aktif ya blognya dan selalu di update) adalah ketika kamu bertemu dengan teman lamamu yang sudah lama tidak berjumpa tiba-tiba mereka bilang “eh gue baca blog lu loh”, “eh gue ngikutin blog lu masa, gue nungguin update-annya mulu” atau semisal ada teman kamu yang bertanya “eh blog lu gimana? Ada update-an baru? Gue mau baca dong” dan juga berbagai macam pujian-pujian yang diberikan oleh teman-temanmu. Ketika kamu mengetahui ternyata ada banyak orang yang membaca blog-mu, nah disitulah titik kepuasannya. Jadi ada baiknya kamu mencoba hal baru dan mengeksplor diri kamu dalam bidang tulis menulis di blog, bagi kamu yang sudah punya blog tetapi tidak aktif lagi, ayo mulai buka kembali blog-nya dan ramaikan blog-mu. Selamat mencoba.
Read More