Rabu, 26 September 2018

When Life Gives You Lemons


Source: Pinterest.com

Sometimes life gives you lemons and asking you to play a rollercoaster in a new theme park with it. Sometimes you go up and sometimes you go extremely down. Pernah gak sih kamu berada disuatu posisi yang menurut kamu sangat melelahkan dan memuakkan? Pernah gak sih kamu tidak mendapatkan apa yang kamu harapkan? Pernah gak sih kamu mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang telah kamu rencanakan? Yap, menurut saya semua orang pasti telah mengalami hal-hal yang tidak sesuai dengan apa keinginannya meskipun hal-hal yang terjadi pasti berbeda-beda. Mungkin ada seseorang di luar sana yang sedang kecewa pada dirinya karena belum berhasil menjadi mahasiswa di universitas yang ia dambakan atau mungkin ada seseorang di luar sana yang belum juga mendapatkan pekerjaan impiannya. Yes, every person will have lemons in their lives.

Kita tidak pernah tahu kapan kehidupan akan memberikan kita “lemon”, setelah kita mendapatkan lemon pasti kita serasa akan diajak untuk menaiki sebuah rollercoaster di taman hiburan baru yang belum pernah kita datangi sebelumnya. Semuanya sangat baru sehingga kita tidak tahu bagaimana trek dari rollercoaster tersebut. terkadang kita naik dan terkadang kita turun. Yes, we never know kapan kita akan merasakan asamnya kehidupan tapi sudah sangat jelas ketika kita mendapatkan rasa asamnya pasti kita akan merasakan sebuah perjalanan yang naik turun. Maksud dari paragraf ini adalah terkadang kita akan mendapatkan sebuah masalah, hal yang memuakkan, hal yang tidak sesuai dengan rencana dan keinginan kita atau mungkin konflik-konflik dalam kehidupan, hal ini lah yang saya sebut sebagai “lemon” yang rasanya “asam” yang selalu muncul dalam kehidupan kita. Setelah kita merasakan berbagai macam hal yang “asam” tersebut pasti kita akan merasakan perjalanan yang berisi struggle kita untuk menghilangkan or dealing with those lemons in our lives. Terkadang kita menemukan momen yang dapat membuat kita senang dan bahagia akan tetapi terkadang kita menemukan suatu momen yang dapat membuat kita benar-benar sedih, kecewa dan sebagainya. That’s why I called it ups and downs, and it’s unpredictable.

Biasanya ketika kita mengalami hal-hal yang asam seperti ini, lalu apa yang kita lakukan? Some people will deal and face it but some people will be very disappointed, angry or even worse, blaming on god about this situation. Pasti pernah denger lah ya ada beberapa teman yang suka curhat tentang kekesalan atau kekecewaan mereka akan sesuatu terus sampe bilang “ih gue tuh kesel deh kenapa gue gabisa…… kenapa Tuhan gak adil sama gue….” Atau mungkin ada teman yang curhat “Duh gue tuh pengennya gue dapetin….. tapi kenapa sih malah jadi gini ceritanya…. Udahlah ngapain gue usaha kejar apa keinginan gue kalo ujung-ujungnya kecewa”. Saya jadi teringat salah satu teman saya yang baru saja saya kenal dari aktivitas tes kerja di suatu perusahaan yang sama-sama kita incar, ia curhat tentang kecewaaannya karena tidak diterima di perusahaan tersebut, ia berkata “duh gue kesel deh, gue udah kuliah cepet-cepet dan lulus dengan maksud untuk dapet kerjaan duluan terus sekarang malah gini ya. Ngapain punya IPK tinggi juga ya kalo gitu”.

Saya rasa, kecewa terhadap sesuatu yang gak sesuai dengan ekspektasi, rencana dan sebagainya merupakan suatu hal yang wajar. Perasaan-perasaan tersebut sangatlah manusiawi. Saya pun terkadang suka merasa kecewa karena suatu hal, misalnya dalam beberapa waktu ini saya sering sekali kecewa dengan penolakan-penolakan yang diberikan oleh beberapa instansi atau perusahaan yang saya lamar. Saya sudah melakukan wawancara dan tes psikotes namun sampai sekarang belum mendapatkan hasil yang saya harapkan sama sekali. Hingga saya sampai pada di satu titik bahwa saya merasa bodoh dan tidak bisa melakukan apa-apa. Tetapi, untung saja masa down tersebut tidak berlangsung lama.

Rasa kecewa pada masa down saya dapat teratasi dikarenakan oleh salah satu sahabat saya. Saya berterima kasih kepada salah satu sahabat saya yang mengajak saya ke tempat penelitian skripsinya. Ia mengajak saya ke tempat panti rehabilitasi di daerah Tangerang Selatan. Di tempat tersebut saya bertemu dan bercengkrama dengan beberapa mantan pecandu narkoba. Kebetulan, saya datang pada saat mereka sedang melakukan sesi sharing tentang kesabaran. Ada salah satu mantan pecandu narkoba yang berkata bahwa “sabar itu ketika kita harus menerima suatu kondisi tertentu. Ketika kita menginginkan sesuatu akan tetapi kita tidak bisa mendapatkannya segera ya kita harus bersabar, tidak boleh kecewa dan harus terus berusaha. Lagipula, kita bukan “tidak bisa mendapatkannya” akan tetapi “BELUM siap mendapatkannya” atau memang ”BELUM saatnya” sehingga kita harus lebih berusaha dan bersabar”. Ketika saya mendengarkan sesi sharing tersebut, entah rasanya seketika saya ingin menangis. Apa yang dikatakannya sangat menampar dan menohok hati, bukan karena perkataannya menyakiti hati saya tetapi apa yang ia katakan merupakan suatu hal yang benar dan tentunya menyadarkan saya untuk terus bersabar ketika kehidupan tidak berjalan sesuai dengan apa yang saya inginkan.

Terkadang kita juga sering menyalahkan Sang Pembuat Skenario Hidup, akan tetapi tahu kah kamu? Tuhan adalah sutradara terbaik. Ketika kita mendapatkan “lemon” atau ups and downs pastinya Tuhan punya suatu amanat yang dapat kita pelajari. Kita dapat belajar bersabar, belajar untuk memantaskan diri, belajar untuk lebih tegar bahkan belajar hal-hal yang mungkin menurut kita sepele namun ternyata sangatlah penting. So, don’t be so disappointed, sad, angry and so on when something bad is happening in our lives, just be grateful that we have one moment to learn about our lives. Have a good day!  


Read More

Minggu, 16 September 2018

Don't Waste Your "Mahasiswa/i" Status


Bulan Agustus hingga September biasanya menjadi bulan yang membahagiakan bagi para anak-anak SMA dan sederajat yang baru saja berubah statusnya dari siswa/i menjadi MAHAsiswa/i. YAY! Saya ucapkan selamat bagi kalian yang sekarang sudah berstatus Mahasiswa Baru dari berbagai universitas! Bagaimana perasaannya sekarang? Lega kah setelah menjalani berbagai tes mulai dari Ujian Nasional, Ujian Praktek, SBMPTN dan bahkan Ujian Mandiri? Apakah universitas yang sekarang menjadi almamater-mu merupakan universitas yang kamu damba-dambakan? Apakah jurusan yang kamu pilih merupakan jurusan yang kamu impi-impikan? Semoga apa yang kamu jalankan menjadi suatu yang tepat ya!

Anyway, jaman MABA saya kalau dihitung-hitung sudah 4 tahun yang lalu (iya saya udah tua :”)) dan saya ingat sekali pada jaman itu saya pun melalui beberapa fase, dimulai dari fase jahiliyah sampai ke fase yang dimana saya sudah mengerti “how to play” dalam dunia kuliah. Pada fase jahiliyah, saya masih berpikir bahwa organisasi itu tidak penting, takut untuk mencoba hal baru di dunia perkuliahan, hanya ingin belajar saja, mencari jati diri dengan mengikuti orang lain dan seribu satu hal-hal aneh lainnya. Setelah melalui fase-fase tersebut dan sekarang sudah lulus dan menjadi seorang jobseeker (ogah menyebut diri pengangguran, lol) saya menemukan hal-hal yang jangan sampai dilewatkan pada saat masih menyandang status mahasiswa/i. Bagi kamu yang masih kuliah, baru MABA atau bahkan masih sekolah, better you check this out!

1. Magang/Internship

“Beb, kenapa sih kok magang dijadiin poin pertama?” Yes, because this is the most important thing you should do while you are still college student. Seperti yang kita ketahui kalau liburan anak kuliahan tuh super duper lama dan bahkan bisa bikin sampai lupa sama rute ke kampus sendiri saking lamanya (lebay Beb). Biasanya setiap semester kurang lebih diberi waktu libur sekitar satu bulan hingga tiga bulan. Daripada diem-diem cantik di rumah, saran saya better you find new experiences dengan cara ikut magang. Walaupun tidak dibayar akan tetapi dari magang tersebut kamu dapat belajar hal-hal baru yang tentunya tidak akan kamu temui di dunia perkuliahan apalagi dunia sekolah.


2. Ikut Organisasi

Gue males ah ikut organisasi-organisasian. Mending gue kuliah terus dapet IPK tinggi” –Beby, 4 tahun yang lalu.

Sampe jaman sekarang juga saya gak paham kenapa dulu sempet mikir kayak gitu, makanya saya sebut masa itu sebagai masa jahiliyah karena pada saat itu, saya adalah seorang pengejar IPK banget hingga pada suatu saat saya merasa ingin bergabung dengan salah satu organisasi dan pada akhirnya merasakan dampak positif dari organisasi tersebut. Yes, I recommend you to join any organizations on your campus. Why? Karena dari organisasi kamu akan belajar tentang working in a team, kejar target, bikin program, belajar multi-tasking karena kamu akan mengerjakan dua tugas sekaligus (tugas kuliah dan organisasi) dan lagi-lagi kamu tidak akan menemukan hal-hal yang akan kamu pelajari di organisasi ini dalam bangku kuliah.


3. Be an Avid Learner

Apa sih avid learner itu? Avid memiliki sinonim yaitu “eager” atau “enthusiastic” jadi dapat dikatakan bahwa avid itu sendiri memilikim artian sangat menyukai atau sangat menginginkan akan sesuatu. Karena ada tambahan kata “learner” pada frasa ini, akhirnya avid learner memiliki artian yaitu you like to learn anything as much as you can. Yap, kamu harus menjadi seseorang yang suka sekali belajar. Meskipun kamu anak ekonomi apa salahnya kamu untuk belajar tentang desain grafis atau meskipun kamu anak hukum gak ada salahnya juga untuk belajar tentang public speaking. Biasanya, kalau masih mahasiswa banyak sekali kursus-kursus gratis atau diskonan. Jangan hanya senang melihat diskonan atau gratisan yang ada di mall-mall saja akan tetapi, kami juga harus senang dan memanfaatkan diskonan yang diberikan oleh pihak kampus untuk belajar hal-hal baru. Memang terkadang kita berpikir bahwa kita tidak perlu untuk belajar desain grafis, content creative, business thingy atau bahkan writing karena hal tersebut mungkin tidak sesuai dengan jurusan kita akan tetapi someday hal-hal tersebut akan kamu butuhkan untuk di jenjang-jenjang berikutnya.


4. BELAJAR BAHASA INGGRIS!

YAK! RASANYA PENGEN NULIS BAGIAN INI PAKE CAPSLOCK AJA BOLEH GAK? Tapi nanti dikira nge-gas lagi ya hehe. Enggak, enggak. Saya gak nge-gas hanya saja menurut saya hal ini merupakan hal terpenting juga. Saya sering sekali mendapatkan chat dari beberapa teman yang nanya “Beb gimana sih bisa ngomong bahasa Inggris? Soalnya gue mau wawancara kerja tapi pake bahasa Inggris”. Seriously, skill bahasa Inggris acakadul yang saya miliki sekarang ini sesungguhnya telah saya pelajari dari jaman SD (parah kan? Yang acakadul aja dari jaman SD loh belajarnya), so it means learn English (or even others languages) are not instant kayak bikin mi goreng (mi goreng aja direbus dulu). Nah, at least, sebelum lulus dan mencari pekerjaan better kamu mulai belajar bahasa Inggris kembali. Manfaatkan diskonan-diskonan atau bahkan manfaatkan aplikasi-aplikasi yang ada. Ajak juga teman-temanmu untuk menjadi partner dalam mempraktekkan conversation.


5. Jadi Volunteer

Yap! Ikut menjadi sukarelawan dalam berbagai program itu penting! Dari pengalaman pribadi, menjadi sukarelawan akan membantu diri untuk bertemu orang baru dari latar belakang pendidikan, kampus dan bahkan umur yang berbeda-beda. Karena hal tersebut kamu akan belajar culture baru, cara berpikir yang baru dan juga jaringan baru. Dengan menjadi volunteer pun akan menambah softskills-mu loh!


6. Kejar IPK

The last but not least, IPK juga penting. Kuliah tanpa organisasi akan kurang rasanya dan kuliah hanya melulu organisasi ya sama saja kamu melupakan esensi dari kuliah itu sendiri. Meskipun banyak orang yang mengatakan bahwa IPK itu tidak penting tapi pada nyatanya, IPK menjadi syarat administratif dalam melamar kerja. Bayangkan saja jika IPK mu tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan, pastinya akan sulit mencari pekerjaan, bukan? Bahkan yang memiliki IPK yang cukup tinggi, percayalah, mereka pun struggling untuk mendapatkan pekerjaan.

Jika kamu masih mahasiswa atau bahkan baru memulai masa-masa kuliah, bersyukurlah! Waktumu masih banyak untuk mempelajari dan mencoba hal-hal baru. Saya menulis hal-hal tersebut based on my experiences. Ada beberapa hal yang saya syukuri karena telah saya lakukan dan ada juga beberapa hal yang saya sayangkan karena tidak saya lakukan ketika masa kuliah. Sesungguhnya 5 hal tersebut merupakan hal-hal yang pastinya akan selalu ditanyakan oleh berbagai macam perusahaan-perusahaan ketika kamu telah menyelesaikan pendidikanmu. So, if you’re still college student, you still have plenty of time to learn and join any positive things and organizations. Waste your “mahasiswa/i” status with a lot of positive activities that will enrich you and also useful in the next phase of life. Enjoy your “mahasiswa/i” status and good luck! Have a nice day!

Read More