Source: Pinterest.com
Sometimes life gives you lemons and asking you to play a rollercoaster
in a new theme park with it. Sometimes you go up and sometimes you go extremely
down. Pernah gak sih kamu berada disuatu posisi yang menurut kamu sangat
melelahkan dan memuakkan? Pernah gak sih kamu tidak mendapatkan apa yang kamu
harapkan? Pernah gak sih kamu mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa
yang telah kamu rencanakan? Yap,
menurut saya semua orang pasti telah mengalami hal-hal yang tidak sesuai dengan
apa keinginannya meskipun hal-hal yang terjadi pasti berbeda-beda. Mungkin ada
seseorang di luar sana yang sedang kecewa pada dirinya karena belum berhasil
menjadi mahasiswa di universitas yang ia dambakan atau mungkin ada seseorang di
luar sana yang belum juga mendapatkan pekerjaan impiannya. Yes, every person will have lemons in their lives.
Kita tidak pernah tahu kapan
kehidupan akan memberikan kita “lemon”, setelah kita mendapatkan lemon pasti
kita serasa akan diajak untuk menaiki sebuah rollercoaster di taman hiburan baru yang belum pernah kita datangi
sebelumnya. Semuanya sangat baru sehingga kita tidak tahu bagaimana trek dari rollercoaster tersebut. terkadang kita
naik dan terkadang kita turun. Yes, we
never know kapan kita akan merasakan asamnya kehidupan tapi sudah sangat
jelas ketika kita mendapatkan rasa asamnya pasti kita akan merasakan sebuah
perjalanan yang naik turun. Maksud dari paragraf ini adalah terkadang kita akan
mendapatkan sebuah masalah, hal yang memuakkan, hal yang tidak sesuai dengan
rencana dan keinginan kita atau mungkin konflik-konflik dalam kehidupan, hal
ini lah yang saya sebut sebagai “lemon” yang rasanya “asam” yang selalu muncul
dalam kehidupan kita. Setelah kita merasakan berbagai macam hal yang “asam”
tersebut pasti kita akan merasakan perjalanan yang berisi struggle kita untuk menghilangkan or dealing with those lemons in our lives. Terkadang kita menemukan
momen yang dapat membuat kita senang dan bahagia akan tetapi terkadang kita
menemukan suatu momen yang dapat membuat kita benar-benar sedih, kecewa dan sebagainya.
That’s why I called it ups and downs, and
it’s unpredictable.
Biasanya ketika kita mengalami
hal-hal yang asam seperti ini, lalu apa yang kita lakukan? Some people will deal and face it but some people will be very disappointed,
angry or even worse, blaming on god about this situation. Pasti pernah
denger lah ya ada beberapa teman yang suka curhat tentang kekesalan atau
kekecewaan mereka akan sesuatu terus sampe bilang “ih gue tuh kesel deh kenapa gue gabisa…… kenapa Tuhan gak adil sama gue….”
Atau mungkin ada teman yang curhat “Duh
gue tuh pengennya gue dapetin….. tapi kenapa sih malah jadi gini ceritanya…. Udahlah
ngapain gue usaha kejar apa keinginan gue kalo ujung-ujungnya kecewa”. Saya
jadi teringat salah satu teman saya yang baru saja saya kenal dari aktivitas
tes kerja di suatu perusahaan yang sama-sama kita incar, ia curhat tentang
kecewaaannya karena tidak diterima di perusahaan tersebut, ia berkata “duh gue kesel deh, gue udah kuliah
cepet-cepet dan lulus dengan maksud untuk dapet kerjaan duluan terus sekarang
malah gini ya. Ngapain punya IPK tinggi juga ya kalo gitu”.
Saya rasa, kecewa terhadap
sesuatu yang gak sesuai dengan ekspektasi, rencana dan sebagainya merupakan
suatu hal yang wajar. Perasaan-perasaan tersebut sangatlah manusiawi. Saya pun
terkadang suka merasa kecewa karena suatu hal, misalnya dalam beberapa waktu
ini saya sering sekali kecewa dengan penolakan-penolakan yang diberikan oleh
beberapa instansi atau perusahaan yang saya lamar. Saya sudah melakukan wawancara
dan tes psikotes namun sampai sekarang belum mendapatkan hasil yang saya
harapkan sama sekali. Hingga saya sampai pada di satu titik bahwa saya merasa
bodoh dan tidak bisa melakukan apa-apa. Tetapi, untung saja masa down tersebut tidak berlangsung lama.
Rasa kecewa pada masa down saya dapat teratasi dikarenakan
oleh salah satu sahabat saya. Saya berterima kasih kepada salah satu sahabat
saya yang mengajak saya ke tempat penelitian skripsinya. Ia mengajak saya ke
tempat panti rehabilitasi di daerah Tangerang Selatan. Di tempat tersebut saya
bertemu dan bercengkrama dengan beberapa mantan pecandu narkoba. Kebetulan,
saya datang pada saat mereka sedang melakukan sesi sharing tentang kesabaran. Ada salah satu mantan pecandu narkoba
yang berkata bahwa “sabar itu ketika kita
harus menerima suatu kondisi tertentu. Ketika kita menginginkan sesuatu akan
tetapi kita tidak bisa mendapatkannya segera ya kita harus bersabar, tidak boleh
kecewa dan harus terus berusaha. Lagipula, kita bukan “tidak bisa
mendapatkannya” akan tetapi “BELUM siap mendapatkannya” atau memang ”BELUM saatnya”
sehingga kita harus lebih berusaha dan bersabar”. Ketika saya mendengarkan
sesi sharing tersebut, entah rasanya
seketika saya ingin menangis. Apa yang dikatakannya sangat menampar dan menohok
hati, bukan karena perkataannya menyakiti hati saya tetapi apa yang ia katakan
merupakan suatu hal yang benar dan tentunya menyadarkan saya untuk terus
bersabar ketika kehidupan tidak berjalan sesuai dengan apa yang saya inginkan.
Terkadang kita juga sering
menyalahkan Sang Pembuat Skenario Hidup, akan tetapi tahu kah kamu? Tuhan
adalah sutradara terbaik. Ketika kita mendapatkan “lemon” atau ups and downs pastinya Tuhan punya suatu
amanat yang dapat kita pelajari. Kita dapat belajar bersabar, belajar untuk
memantaskan diri, belajar untuk lebih tegar bahkan belajar hal-hal yang mungkin
menurut kita sepele namun ternyata sangatlah penting. So, don’t be so disappointed, sad, angry and so on when something bad
is happening in our lives, just be grateful that we have one moment to learn
about our lives. Have a good day!